Menantu Eks Presiden Rusia Mundur dari Jabatan Penasihat Vladimir Putin, Ini Sosoknya
Salah satu sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Valentin Yumashev, dilaporkan berhenti dari tugasnya sebagai penasihat Kremlin. Dilansir , Valentin Yumashev adalah menantu mantan pemimpin Rusia, Boris Yeltsin, yang membantu Putin berkuasa. Yumashev adalah penasihat yang tidak dibayar dengan pengaruh terbatas atas pengambilan keputusan Putin.
Kendati demikian, kabar kepergiannya memutus salah satu hubungan terakhir pemerintahan Putin dengan pemerintahan Yeltsin, yang merupakan periode reformasi liberal dan keterbukaan Rusia terhadap Barat. Lyudmila Telen, wakil direktur eksekutif pertama yayasan Pusat Kepresidenan Boris Yeltsin, tempat Yumashev menjadi anggota dewan pengawas, mengatakan kepada Reuters bahwa Yumashev telah mundur dari tugas sebagai penasihat pada April. "Itu adalah inisiatifnya," jawab Telen, saat ditanya alasan mundurnya Yumashev.
Sumber lain yang akrab dengan Yumashev juga mengatakan dengan syarat anonim, bahwa pria tersebut berhenti menjadi penasihat Putin sejak April. Menurut catatan Wikipedia , Valentin Borisovich Yumashev dikenal sebagai jurnalis, politisi, dan pengusaha pengembang di Rusia. Valentin Yumashev menjabat sebagai penasihat Kremlin dan kemudian sebagai kepala staf Kremlin, selama kepresidenan Boris Yeltsin dari 1991 hingga 1999.
Yumashev menikah dengan putri Yeltsin, Tatyana Yumasheva. Pria kelahiran Desember 1957 ini menjalankan administrasi kepresidenan sejak tahun 1997. Saat itu Putin, mantan mata mata KGB yang telah diberi pekerjaan administratif tingkat menengah di Kremlin setahun sebelumnya, dipromosikan menjadi wakil kepala staf Kremlin.
Promosi itu memberikan batu loncatan bagi Putin untuk menjadi pewaris Yeltsin, dan memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2000 setelah Yeltsin mengundurkan diri. Meskipun kebijakan Putin selama bertahun tahun menyimpang dari nilai nilai yang dianut Yeltsin, pemimpin Rusia itu tetap mempertahankan hubungannya dengan mantan keluarga pertama. Pada Januari 2020, menurut situs web Kremlin, Putin mengunjungi putri Yeltsin, Tatyana, di rumahnya untuk mengucapkan selamat atas hari ulang tahunnya.
Putri dari Valentin Yumashev dan Tatyana, Maria, memposting di akun Instagram nya pada 24 Februari gambar bendera Ukraina. Ia menuliskan pesan yang berbunyi "Tidak untuk perang" dan emoji patah hati. Sebelumnya pada Maret lalu, tokoh senior di era mantan Presiden Yeltsin bernama Anatoly Chubais, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan khusus Kremlin.
Bulan Mei ini, seorang diplomat top Rusia di PBB mundur karena tidak setuju dengan invasi Rusia ke Ukraina. Boris Bondarev (41) mengonfirmasi pengunduran dirinya dalam sebuah surat yang disampaikan pada Senin (23/5/2022) lalu. "Selama dua puluh tahun karier diplomatik saya, saya telah melihat perubahan yang berbeda dari kebijakan luar negeri kami, tetapi saya tidak pernah merasa malu dengan negara saya seperti pada 24 Februari tahun ini," tulisnya, mengacu pada tanggal invasi Rusia, dikutip dari AP News.
Pernyataan pengunduran diri ini jarang atau bahkan yang pertama kali terjadi di antara korps diplomatik Rusia, saat perang Ukraina masih berkecamuk. Bondarev mengaku sudah beberapa kali menyampaikan keresahannya tentang invasi kepada staf senior kedutaan. Namun, ia malah diminta untuk bungkam.
Presiden Vladimir Putin meluncurkan serangan militer ke Ukraina pada 24 Februari yang disebut 'operasi khusus'. Moskow berlasan serangan tersebut dilakukan untuk melindungi penutur bahasa Rusia di Ukraina timur.